You need to enable javaScript to run this app.

BLESSING IN DISGUISE

BLESSING IN DISGUISE

Di dunia ini telah Allah tetapkan kadar atau takaran yang berbeda-beda bagi setiap ummatNya. Semua hal yang kita usahakan baik berupa nikmat, pasangan, jabatan, dan lain sebagainya tentunya tidak akan terlepas dari campur tangan Allah S.W.T. begitu pula dengan ukuran musibah dan cobaan. Allah S.W.T. tidak akan mengeliminasi hamba-hambaNya tanpa suatu cobaan apapun, sebagaimana yang telah disabdakan olehNya di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat ke 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ مِنَ الخَوْفِ وَالجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ، وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ (البقرة: 155) 

            Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al Baqarah: 155)

            Dari ayat di atas dapat kita renungi dan kita ambil kesimpulan bahwasanya setiap makhluk pasti akan menghadapi cobaan. Adapun cobaan itu akan semakin besar seiring dengan keimanan kita yang semakin tinggi. Maka dari itu cobaan yang kita rasakan saat ini belum seberapa jika dibandingkan dengan cobaannya para nabi dan rasul terdahulu. Adapun cobaan yang kita hadapi bisa juga terjadi karena kemaksiatan yang sering kita lakukan. Sehingga cobaan itu menjelma sebagai penghapus dosa-dosa kita jika kita menghadapinya dengan tulus dan ikhlas.

            Wahai kawan-kawan, sejatinya cobaan-cobaan yang silih berganti menghampiri kita, baik besar maupun kecil, baik sering maupun jarang, baik yang kita senangi maupun tidak, telah terbungkus di dalamnya berjuta pelajaran maupun hikmah. Asalkan kita sebagai makhluk yang berakal, bisa meresapi makna cobaan itu dengan hati dan fikiran yang jernih. Uushiikum wa iyyaaya nafsi karena terkadang kita juga tidak bisa langsung berlapang dada dengan keadaan yang sejatinya tidak kita sukai. Agar kita semua bisa bangkit dan berlapang dada dalam menghadapi cobaan, terdapat tiga ayat Al-Qur’an yang menurut saya bisa memotivasi serta menjadi penawar sedih kita:

PERTAMA

لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا، لَهأ مَاكَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ (البقرة: 286)

            Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Al Baqarah: 286)

            Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwasanya apapun cobaan atau musibah yang menghampiri kita, itu semua tidak keluar dari batas kemampuan kita. Adapun cobaan itu akan meninggikan derajat kita di hadapan Allah S.W.T. jikalau kita ikhlas menghadapinya. Ada beberapa contoh cobaan atau musibah yang bisa kita petik hikmahnya, misalnya ketika kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dibom atom oleh Amerika, pemimpin Jepang tidak serta merta berputus asa, tetapi beliau bertanya dengan lantang kepada semua rakyantnya “Adakah seorang guru yang masih hidup di sini?”. Pemimpin Jepang bertanya demikian karena beliau optimis bahwasanya Jepang bisa bangkit kembali walau telah dibom jika masih terdapat guru yang akan mengajari generas-generasi muda Jepang agar bisa lebih baik dan pintar lagi.  

 

KEDUA

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا (التوية: 40)

            Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. (At-Taubah: 40)

            Sejatinya ayat ini mengisahkan tentang dua orang sahabat sejati, yakni nabi Muhammad S.AW. dan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika mereka berdua bersembunyi dari kejaran orang kafir Quraisy (di dalam Gua Tsur), Abu Bakar merasa takut dan was-was, tetapi sang Rasul langsung berusaha menenangkan serta mendamaikan hati sahabatnya dengan ayat tersebut “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”. kutipan ayat di atas menguatkan kita bahwasanya seberat apapun ujian kita, ingatlah Allah. Allah lah yang Maha Besar dan Maha Kuasa untuk menghilangkan segala bentuk cobaan yang menyerang kita. Allah lebih besar dari cobaan kita, dan pertolongan Allah jauh lebih besar dari upaya kita untuk memecahkan cobaan tersebut. Dia selalu punya cara dan waktu yang baik untuk membuat hidup kita lebih baik lagi.

KETIGA

إِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ المَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَأَبْشِرُوْا بِالجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ (فصلت: 30)

            Sesungguhnya orang-orang yang berkata,”Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata) “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. (Fusshilat: 30)

            Surat Fusshilat ayat ke 30 juga menyadarkan kita bahwasanya kita sebagai muslim dan muslimah janganlah takut dengan cobaan atau musibah yang kita jalani. Takutlah karena Allah, teguhkan iman dan pendirianmu karena Allah. Niscaya sekiranya apapun yang kita hadapi membuat kita semakin mengingat Allah dan menjauhkan diri ini dari kesedihan duniawi yang berlarut-larut, maka inilah hakikat muslim dan muslimah yang diharapakan Islam. Hampir 2 tahun kita diserang wabah penyakit corona, tetapi jangan sampai kita lupa bahwasanya Allah telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan ketenangan selama 10 atau 20 tahun terakhir hidup kita. Jika kita kalkulasi dengan perhitungan matematika akal dan nalar kita tentu perbandingan nikmat dan cobaan ini belumlah seimbang. Alhamdulillah Allah lahirkan kita di negara yang aman bukan Palestina yang mencekam. Alhamdulillah Allah kumpulkan kita di lingkungan orang-orang muslim bukan lingkungan kaum kafir Amerika.

            Semoga kita semua termasuk hamba-hamba pilihanNya yang lulus dari semua ujianNya, baik ujian duniawi maupun ukhrawi. Tidak ada yang bisa memilih alur kehidupan ini, tidak ada kuasa bagi tangan kita untuk merubah alur sesuai kemauan kita, tetapi yakinilah selama ada yang mengatur (Dzat Yang Maha Mengatur) maka semua akan terjadi karena suatu alasan. Mungkin bukan hanya karena satu alasan, bisa juga karena dua, tiga, atau empat alasan. Allahu Akbar, Allahu As-Shomad. Maka cintailah Allah S.W.T karena nikmat-Nya, pun juga cintailah Allah karena cobaannya. Adakah orang yang saling mencintai luput dari nikmat dan cobaan? Tentu semua yang saling mencintai akan dilimpahi nikmat dan cobaan.

Yussi F. Shodikun

 

 

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

-->