You need to enable javaScript to run this app.

MUTIARA YANG HILANG

  • Selasa, 06 Juli 2021
  • Public
  • Mukhlisin
  • 0 komentar
MUTIARA YANG HILANG

19 bulan lamanya kita sudah bersama dia, dialah yang telah membumi di tanah air kita tercinta Indonesia, bahkan di seluruh penjuru bumi ini. Selama 19 bulan pula kita selalu dibayang bayangi oleh benda kecil mungil yang bentuknya sangat indah. Crown atau orang sini menyebutnya dengan Mahkota adalah benda istimewah yang jarang dimiliki orang. Hanya para pemilik tahta dan singgasana yang bisa memakai benda ini. Corona itulah nama aslinya dan Covid 19 itu nama panggilannya.

Keberadaannya di sekitar kita adalah suatu hal yang tak terbayangkan sedikitpun walau sekecil biji sawi pun kita belum pernah membayangkannya. Namun apalah kita manusia sebagai makhluk yang lemah,  tidak bisa menolak takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, dzat yang maha kuasa, pencipta alam semesta dan pengatur jagad raya ini. Corona telah hadir di sekitar kita, makhluk kecil ini sangat berbahaya tak mengenal suku bangsa, usia dan status lainnya. Keberadaannya membuat manusia kocar kacir dan lari tunggang langgang untuk mencari tempat persembunyian yang aman.

Sepertinya kita perlu melihat lebih dalam lagi terhadap fenomina alam ini, apalagi saat ini jumlah orang yang terpapar Covid 19 jumlahnya meroket tajam. Rumah sakit penuh, dokter kuwalahan, perawat dan petugas medis pun kerja keras banting tulang dalam aksi penyelamatan ini. Namun usaha yang demikian belum mampu mengusir virus kecil itu. Bahkan korban pun terus berguguran akibat keganasannya.

Sendi sendi kehidupan pun berubah total sejak terjadinya pandemi ini. Sekolah, masjid, pasar, dan fasilitas umum lainnya pun berdampak drastis. Ekonomi yang semakin terseyok seyok, kehidupan sosial yang semakin renggang adalah sebagian dari dampak yang mau tidak mau harus kita telan bersama. Rasa senasib dan persaudaraan hampir saja terkikis seiring dengan  berjalannya pandemi yang semakin mengerikan.

Dan yang sangat disayangkan bahwa masih adanya silang pendapat dalam memahami pandemi ini. Sungguh ini bukan hal yang bijaksana jika saat ini kita masih pura pura tidak tahu dan bahkan tidak mau tahu terhadap situasi sekarang ini. Entah bagaimana caranya yang jelas saat ini yang kita butuhkan adalah aksi mencegah penyebaranya dimulai dari kita. Iya itu yang paling penting,  sebab apalah artinya kerja keras namun tidak bisa bermanfaat bagi ummat itu sendiri.

Tentunya sebagai orang yang beriman, kita tetap berprasangka baik kepada kehendak Allah SWT, kita yakin bahwa esok adalah tantangan buat kita, maka dari itu diam saja di rumah tanpa usaha apa apa juga bukanlah solusinya dan itu bahkan membelenggu diri kita. Zaman sudah berubah, dunia sudah serba global dan online pun menjadi pilihan. Giatkan silaturrahim, saling mendoakan, saling menguatkan , saling mengobati, saling berbagi . Tugas kita sekarang adalah mencari menemukan kembali “ Mutiara Yang Hilang “. Mutiara itu adalah amal kita yang kita jadikan sebagai perhiasan agar diri kita tetap bersinar apaun situasinya.

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

-->